Sabtu, 26 November 2022

RIYADHOH WAQI'AH-KHIDRIYYAH

 RIYADHOH WAQI'AH-KHIDRIYYAH


Alhamdulillah dalam kesempatan ini kami kembali  mengijazahkan secara umum satu amalan yang insya Allah apabila diamalkan secara Istiqomah maka buah dari amalan ini sangatlah luar biasa khususnya dalam urusan rezeqi dan keselamatan hidup di duna dan akhirat. 


Amalan ini merupakan penggabungan antara   riyadhoh Surat Al-waqiah dengan dibarengi pembacaan Sholawat Khidriyyah/Jibril/Laduny.


Tentunya sedulur semua sudah sangat mengetahui bahwa Surat Al-Waqiah adalah Surat yang memiliki banyak fadhilah dan hikmah sangat dalam, karena inti dari khasiat yang menunjukan urusan rezeqi dalam surat ini tidak terdapat secara eksplisit dalam terjemahan harfiyyahnya. Dan tentu saja hanya difahami oleh orang-orang Khosh (khusus) dalam menyibak Sirr (Rahasia) yang terdalam pada Surat ini. 


Meski secara harfiyah terkadang kurang berhubungan dengan persoalan rezeqi namun sejatinya disetiap ayat yang ada dalam Surat Al-Waqiah semuanya mengandung energi rezeqi.


Penggabungan riyadhoh Surat Al-Waqiah dengan Sholawat Khidriyyah/Jibril/Laduny insya Allah akan menghasilkan :


1.Rezeqi yang akan datang bersifat Laduniy, artinya ialah hati anda akan mampu merasakan bahwa tidak lama lagi akan datang Rezeqi pada anda. Itulah yang disebut rezeqi Laduninya


2.Surat Al-Waqiah ini mengandung energi sangat besar sekali,  maka disinilah  Sholawat Khidriyyah/Jibril/Laduny sebagai senjata penetralnya (penyeimbang)


3.Surat Al-waqiah juga memiliki energi yang bisa disebut penghancur yang sangat dahsyat. Artinya jika si pengamal Surat Al-Waqiah ini berbuat jahat maka kekayaanya akan terbakar atau bangkrut seperti kisah Qorun. Dengan mengamalkan Surat Al-Waqiah disertai Sholawat Khidriyyah/Jibril/Laduny sebagai senjata penetral energi maka kedahsyatan penghancur energi Surat Al-Waqiah ini akan netral atau tidak akan balik menghantam si pengamalnya. 


بسم الله الرحمن الرحيم

اَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيم  .v

Astaghfirullaahal'azhiim 70x


نَوَيْتُ لِرِضَاءِ اللّٰهِ تَعَالَى. اَلْفَاتِحَةْ

Nawaitu Li Ridhoo-illaahi ta'aalaa (al-faatihah 1x)


اِلَى حَضْرَةِ النَّبِىِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. الفاتحة

Ilaa hadhrotin-nabiyyil musthofaa Muhammadin Saw (al-faatihah 1x)


اِلَى حَضْرَةِ نَبِيِّنَا الْخَضِرِ اَبِى اْلعَبَّاسِ بَلْيَابْنِ مَلْكَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ. الفاتحة

Ilaa hadhroti nabiyyinal Khodir Balya bin Malkan 'alaihissalaam (al-faatihah 1x)


اِلَى حَضْرَةِ مَلٓائِكَةِ مِيْكَائِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ. الفاتحة


Ilaa hadhroti Malaaikati Mikail 'alaihissalaam (al-faatihah 1x)


خُصُوْصًا لِمَنْ اَجَازَنِىِّ اْلاُسْتَاذِ مُحَمَّدْ لَدُنِّى  و حاج دسوقى المرزوقى. اْلفَاتِحَةْ

Khusushon Li man ajaazani al-ustadz Muhammad Ladunny wa Haji Dasuqi Al-Marzuqy (al-faatihah 1x)


صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدْ ١٠٠٠x

SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x


سُورَةُ الْوَاقِعَةْ ١x

Surat Al-Waqiah 1x


صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدْ ١٠٠٠x

SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x


سُوْرَةُ اْلوَاقِعَةْ ١x

Surat Al-Waqiah 1x


صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدْ ١٠٠٠x

SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x


سُوْرَةُ اْلوَاقِعَةْ ١x

Surat Al-Waqiah 1x


TATACARA/KAIFIYAT


Riyadhoh ini di amalkan bebas waktunya yang penting istiqomah setiap harinya. Kalau memungkinkan dalam satu dudukan/majelis. Namun jika merasa keberatan diamalkan sekali duduk (majlisan) maka boleh dengan cara dibagi dalam 3 waktu Misalkan:


1. Ba'da Ashar baca SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x dan Waqiah 1x


2. Ba'da Isya' baca SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x  dan Waqiah 1x


3. Ba'da Shubuh baca SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 1000x  dan Waqiah 1x


Atau boleh juga dengan pembagian anda sendiri disesuaikan dengan waktu anda. Intinya dalam 24 jam khatam membaca SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 3000x dan Waqiah 3x. 


Untuk riyadhoh pertama kali, amalan tersebut diamalkan selama 40 hari tidak boleh putus. Kalau terputus diulang lagi dari awal.

Riyadhoh diawali pada hari kelahiran anda. Dan jika sudah khatam 40 hari selanjutnya cukup di istiqomahkan wiridnya yaitu:


° SHOLLALLAAHU 'ALAA MUHAMMAD 313x

° Surat Al-Waqiah 1x

Boleh diistiqomahkan tiap ba'da Ashar atau Isya.

Dan khusus di Hari jum'at sholawatnya wajib 1000x


**ِّSaya ijazahkan amalan ini secara umum kepada saudara semua di manapun berada dengan syarat taqwa dan istiqomah.

Semoga manfaat dan barokah.


Silakan ketik QOBILTU di kolom komentar maka bacaan ini sudah bisa anda AMALKAN. 


بارك الله لنا ولكم.


(al-Mujiz: H. Dasuqi al-Marzuqi)


■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

اَلْإِسْـتِقَـامَة خَيْرٌ مِـنْ اَلْفِ كَــرَامَةٍ # ثُبُــوْتُ الْكـَـرَامَةِ بـِدَوَامِ الْإِسْـتِقـَـامَةِ

Istiqamah lebih utama dari seribu karomah, dan tumbuhnya karomah dengan menjaga Istiqomah

■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

Rabu, 02 November 2022

Rajanya Istighfar Mensucikan Hati Yang Kotor

RAJANYA ISTIGHFAR MENSUCIKAN HATI YANG KOTOR


قال شيخ الإسلام سراج الدين البلقينى: الشيطان كلب المؤمن ، وهو راصد لقلبه ، فما دام قلب المؤمن مشغولا بذكر الله فهو خانس ، فإذا غفل القلب عن ذكر الله التقم الشيطان قلبه ، فقد نجس. وأنت إذا أصابتك نجاسة كلبية تطهرها بالغسل سبع مرات ،  وكلمات سيد الإستغفار سبعة ، فإذا قالها المؤمن فقد طهر قلبه من ولوغ الشيطان

عقد الزبرجد من حروف سيدنا محمد : ١٢٧


Guru besar Islam, Sirajuddin Al-Bulqini berkata:


"Syetan adalah anjingnya orang mukmin. Ia mengintai hatinya. Sepanjang hatinya sibuk berdzikir kepada Allah, maka ia akan mundur. Tapi apabila hatinya lalai mengingat Allah, maka syetan akan menelan hatinya. Hati itupun menjadi najis.

Apabila anda terkena najis anjing, maka anda harus mensucikanya dengan cara membasuh tujuh kali.


Sayyidul istighfar terdiri dari tujuh kalimat. Apabila dia membacanya, maka dia telah membersihkan hatinya dari jilatan syetan."


Adapun lafadz Rajanya istighfar yang di maksud adalah sebagai berikut


 اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ


 Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta. 


“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau,”


Sumber: Iqduz Zabarjad Min Hurufi Sayyidina Muhammad: 127.


Selasa, 01 November 2022

IJAZAH SHALAWAT AGAR SANADNYA SAMBUNG DENGAN RASULULLAH shalallahu alaihi wasallam

 IJAZAH SHOLAWAT BAGI ORANG YANG TIDAK MEMILIKI GURU ( MURSYID) 


♦️ Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz :


Jika Anda tidak memiliki guru, sholawat akan menjadi perantara sebagai pengganti guru untuk bisa dekat dengan Allah, jika Anda sudah memiliki guru, sholawat akan memperkuat hubungan spiritual Anda kepadanya sehingga pintu kepada Nabi bisa dibuka lebih cepat.


Barang siapa yang mengamalkan sholawat ini, maka Sanad Gurunya adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Adapun sholawat tersebut :


اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ عِلْمِكَ


Artinya : “Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad, nabi yang ummy (tidak bisa membaca dan menulis) dan kepada keluarga beliau, sebanyak bilangan ilmu Allah.”


Adapun sholawat tersebut dari Al Habib Muhammad bin Alwi bin Syihab yang di nukil dari sebagian Al Arifina Billah. 


Hendaknya sholawat ini bisa dijadikan wirid harian. Dibaca setiap hari 100x.

Ijazah Agar Rizki Lancar dari Abah Habib Luthfi

 *السَّلَامُ عَلَيْڪُمُ وَرَحْمَةُ اللَّٰهِہ وَبَرَڪَاتُهُہ*

*اَللَّٰہُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَیٰ سَیِّدِنَا مُحَمَّدِِ عَبْدِڪَ وَرَسُوْلِڪَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وعَلَی آلِــهِہ وَصَحْبِـهِہ وَسَلِّمْ تَسْلِيـمََا ڪَثِيْـرََا*


*KISAH IJAZAH ABAH HABIB LUTHFI AGAR RIZKI LANCAR*


```“Abah, sejak saya menikah saya belum memiliki pekerjaan tetap, umpama berdagang maka hanya laku di awal awal, umpama melamar kerja di PT tidak pernah dipanggil, umpama ikut orang ada saja sebabnya tidak bisa lama.


Saya masih ngontrak berpindah-pindah terus, penghasilan belum bisa mencukupi, apalagi putra saya banyak.. Mohon petunjuk Abah..”


“Kamu amalkan surat Annas 100x dibuka dengan sholawat 100x lalu ditutup dengan sholawat 100x juga.”


“Baik Abah..”


Ijazah tersebut didapatkan oleh saudara Ahmad Fajari Ash-Shadhili ketika sowan bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya


Ijazah di atas bersifat umum. Jika ada yang mau mengamalkan amalan tersebut dari Abah Habib Luthfi di atas dengan hati yang yakin dan juga mencintai beliau dengan tulus, sudah banyak yang membuktikan amalan tersebut dan apa yang terjadi banyak sekali keberkahan dalam hidup dan sangat dimudahkan Allah ﷻ dalam urusan rezeki, hal ini semua berkat barokah dan doa dari Abah Habib Luthfi bin yahya


Aamiin  Ya Robbal Alamiin```

Senin, 31 Oktober 2022

Ijazah Abah Guru Sekumpul Agar menjadi murid Rasulullah shalallahu alaihi wassalam

Keutamaan Sholawat Yang Terdapat dalam Dzikir khotaman.


Ingin Jadi Murid Rasulullah? Ini Ijazah Abah Guru Ija  Martapura


K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin H. Abd. Manaf bin Muhammad Seman bin H. M. Sa’ad bin H. Abdullah bin Mufti H.M. Khalid bin Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Abah Guru Sekumpul. Ulama Sufi yang lahir di Tunggul Irang, Martapura, 11 Februari 1942 dan wafat di rumahnya di Sekumpul, Martapura, pada 10 Agustus 2005, merupakan sabahat KH Abdurrahman Wahid, almaghfurlah.


KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul, Martapura) mengingatkan, setiap Muslim pasti ingin menjadi murid Rasulullah SAW. Ingin dibukakan hijab antara kita dengan sang Baginda Nabi Muhammad. Sebab, jika sudah dibukakan hijab atau menjadi murid Rasulullah, akan selamat dan beruntung di dunia dan di akhirat.


Abah Guru Sekumpul, dalam sebuah pengajian memberikan ijazah shalawat agar dibukakan hijab dengan Rasulullah.


"Marilah kita bersama-sama memperbanyak

shalawat kepada Rasulullah SAW, setiap malam. Ini diatur dalam kitab Ad-Durrun Nafis," dawuh Abah Guru Sekumpul.


Abah Guru Sekumpul melanjutkan, Barang siapa membaca shalawat ini sebanyak 10 ribu kali setiap malam dengan ikhlas, jangan ada tujuan ini itu, 10 ribu hitungan shalawatnya, Insya Allah dalam dua tahun, dia akan dibukakan hijab.


"Kalau sudah dibukakan Hijab, berarti menjadi murid Rasulullah SAW, maka kalau menjadi Murid Rasul, selamat sudah," kata Abah Guru Sekumpul.


Seperti dikutip laduni.id, begini bacaan Shalawat Nabi:


"Allahumm Shalli Ala Sayyidina Muhammadinin Nabiyyil Ummi Wala Alihi Washohbihi Wasallim".


اللهم صل علي سيدنا محمدن النبي امي وعلي أله وصحبه وسلم


Atau Shalawat berikut ini dan inilah yang dibaca berulang kali dibaca oleh Abah Guru Sekumpul.


"Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Annabiyil Ummi Wa ala Alihi Washohbihi Wasallim".


اللهم صل علي سيدنا محمد عن النبي امي وعلي أله وصحبه وسلم.


Shalawat tersebut dibaca sebanyak 10 ribu kali setiap malam. Beliau memperikirakan, ketika membaca shalawat tersebut akan menghabiskan waktu, jika dimulai pukul 08.00 malam atau 20.00 WIB makan akan selesai pada pukul 05.00 WIB (waktu Subuh).


"Syaratnya, harus dibaca dengan ikhlas, jangan ada tujuan ingin dibukakan hijab. Selama ada tujuan di dalam hati ingin dibukakan hijab, jangan dibaca dulu," kata Abah Guru Sekumpul.


Beliau menambahkan, hati harus kosong dari tujuan-tujuan tertentu, maka mulailah membaca. Sekali lagi, Syaratnya, mesti ikhlas, kalau tidak ikhlas, gak bisa. Dengan membaca shalawat itu, yang dirasakan pertama kali, pasti hati akan merasa nyaman.


Sholawat tersebut terdapat dalam Dzikir khotaman TQN Suryalaya dalam kitab Uqudul Juman. 


 اللهم صل على سيدنا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم.

HUKUM QUNUT DALAM SHALAT SHUBUH

Qunut shalat Shubuh.
Ada sebagian kalangan yang beranggapan bahwa qunut shubuh adalah tidak sunnah. Bahkan dalam sebuah tulisan di akun facebook saudari kita orang wahabi-salafi yang berinisial PB disitu disebutkan bahwa qunut shubuh haram hukumnya dengan alasan Rasulullah SAW tidak melaksanakannya. Tulisan si PB itu sungguh ceroboh kalau tidak mau dibilang memecah belah umat karena hanya berdalil pada satu hadits dan terjemahnya tapi sudah merasa paling benar dan yang lainnya dianggap salah.
 
Bagaimana seh sebenarnya hukum membaca qunut dalam shalat shubuh???? 

Apakah benar Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakannya????

Wahai saudaraku ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum membaca qunut pada shalat shubuh termasuk sunnah ab’adh. Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi) dalam kitab al-Majmu’ mengatakan :
“Dalam madzhab kita (madzhab Syafi’i) disunnahkan membaca qunut dalam shalat shubuh. Baik ada bala’ (cobaan, bencana, adzab dll)maupun tidak, inilah pendapat kebanyakan ulama Salaf dan setelahnya. Di antaranya adalah Abu Bakar al-Shiddiq, ‘Umar bin al-Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Ibn ‘Abbas dan al-Barra’ bin ‘Azib RA.” (Al-Majmu’, Juz I, hal 504)

Dalil yang bisa dijadikan landasan adalah hadits Nabi SAW :
“Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik RA,” Beliau berkata : “Rasulullah SAW senantiasa membaca qunut ketika shalat shubuh sehingga beliau wafat.” (Musnah Ahmad bin Hanbal no. 12196)

Mengomentari hadits ini, pakar hadits al-‘Allamah Muhammad bin ‘Allan al-Shiddiqi dalam kitabnya, al-Futuhat al-Rabbaniyyah berkata :
“Adapun qunut di waktu shalat shubuh, maka Nabi SAW tidak pernah meninggalkannya sehingga beliau meninggal dunia. Inilah yang benar, dan diriwayatkan serta di-shahihkan oleh segolongan pakar yang banyak hafal hadits. Diantara orang yang menyatakan ke-shahih-an Hadits ini adalah al-Hafizh Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Ali al-Balkhi, al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dan dibeberapa tempat dari kitab yang ditulis oleh al-Baihaqi. Al-Daraquthni juga meriwayatkannya dari beberapa jalur dengan sanad yang shahih.” (Al-Futuhat al-Rabbaniyyah ‘ala al-Adzkar al-Nawawiyah, Juz II, hal 268).

Syaikh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq salah seorang syaikh al-Azhar mengatakan :
Barang siapa yang melaksanakan qunut pada shalat shubuh, maka ia telah melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang telah diikuti oleh sahabat Nabi SAW serta diamalkan para ulama mujtahid, fuqaha dan para ahli hadits. (al-Qunut bayn al-Syir’ah wa al-bid’ah, 46)

Memang ada hadits yang menyatakan bahwa Nabi SAW tidak melakukan qunut, namun hadits itu tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak mensunnahkan, apalagi sampai melarang dan mengharamkan qunut. Itu sesuai dengan Kaidah Ushul Fiqh yang berbunyi :
“Dalil yang menjelaskan adanya (terjadinya) suatu perkara, didahulukan dari dalil yang menyatakan bahwa perkara tersebut tidak ada. Sebab adanya penjelasan pada suatu dalil, menunjukan adanya pengetahuan (ilmu) yang lebih pada dalil tersebut.” (Syarh al-Kawkab al-Sathi’ fi Nadzm Jam’ al-Jawami’, Juz II, ha 475)

Dengan demikian membaca qunut shubuh dalam segala keadaan itu hukumnya sunnah, karena Nabi Muhammad SAW selalu melakukannya hingga beliau wafat.
Bagi saudara-saudariku yang tidak suka qunut ya tinggal tidak usah pakai saja, jangan menyalahkan orang lain yang berbeda. apa susahnya seh untuk menghormati pendapat orang lain. Contohlah akhlak Rasulullah SAW dan para salafus shalih, mereka berbeda pendapat tapi tidak saling menjelekan satu sama lainnya. Wallahu a‘lam..

Catatan : Sunnah ab’adh adalah suatu pekerjaan yang apabila ditinggalkan maka disunnahkan melakukan sujud sahwi. Kebalikannya adalah sunnah hai’at, yaitu sunnah yang apabila ditinggalkan tidak sunnah untuk mengerjakan sujud sahwi.

Untuk lebih jelasnya mengenai qunut shubuh silahkan merujuk pada :

- Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama Jilid I, Jakarta : Puataka Tarbiyah Baru, 2008.
- Muhyiddin Abdusshomad, FIQIH Tradisionalis ; Jawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari, Malang : Pustaka Bayan bekerjasama dengan PP. Nurul Islam, 2004.

Kamis, 17 Februari 2011

PENDAPAT PARA IMAM MUHADITSIN TENTANG BID'AH

Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid’ah

Dewasa ini muncul kembali golongan yang menganggap semua bid’ah itu sesat meskipun itu baik bagi kemaslahatan umat dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits. Tulisan-tulisan mereka banyak beredar di internet, stan-stan Islam Book Fair, bahkan di facebook pun mereka memiliki grup “SEMUA BID’AH SESAT”. Tapi kadang mereka kurang konsisten, disatu sisi mereka mengatakan semua bid’ah sesat tanpa kecuali, tapi disisi lain mereka membagi bid’ah menjadi dua, yaitu dalam urusan dunia dan agama. Mereka mungkin tidak pernah melihat sejarah, bahwa pada masa Rasulullah al-Qur’an belum dibukukan, baru disatukan dalam satu mushaf pada masa Abu Bakar yang kemudian disempurnakan pada masa Utsman bin Affan yang dikenal dengan nama mushaf Utsmani. Ayat-ayat al-Qur’an pada masa Rasulullah dan masa Khulafaurrasyidin belum ada titik (nuqtah), syakal (harakat) seperti sekarang, akan tetapi setelah Islam menyebar ke berbagai bangsa barulah ayat-ayat al-Qur’an diberi titik, harakat supaya orang-orang Non-Arab atau orang Arab yang tidak pernah mendengar dari Rasulullah tidak salah dalam membacanya. Pemberian syakal, titik pada ayat-ayat al-Qur’an dilakukan pada masa khalifah Bani Umaiyah yang bernama Abdul Malik bin Marwan (70 H). Apakah semua itu dikatakan bid’ah sesat karena Rasulullah tidak pernah melakukannya????

Berikut ini adalah pendapat para imam dan muhadditsin tentang bid’ah:
1. Al-Hafidh Al-Muhaddits Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i rahimahullah(Imam Syafii). Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yang sejalan dengan sunnah maka ia terpuji, dan yang tidak selaras dengan sunnah adalah tercela. beliau berdalil dengan ucapan Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)

2. Al-Imam Al-Hafidh Muhammad bin Ahmad Al-Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yang berbunyi : “seburuk buruk permasalahan adalah hal yang baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu bid’atin dhalaalah), yang dimaksud adalah hal hal yang tidak sejalan dengan Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum, sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017).
Dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yang baik dan bid’ah yang sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)

3. Al-Muhaddits Al-Hafidh Al-Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawiy rahimahullah (Imam Nawawi).
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yang buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yang baru adalah Bid’ah, dan semua yang Bid’ah adalah sesat”, sungguh yang dimaksudkan adalah hal baru yang buruk dan Bid’ah yang tercela”. (Syarh An-Nawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)

Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu Bid’ah yang wajib, Bid’ah yang mandub, bid’ah yang mubah, bid’ah yang makruh dan bid’ah yang haram.

Bid’ah yang wajib contohnya adalah mencantumkan dalil-dalil pada ucapan-ucapan yang menentang kemungkaran, contoh bid’ah yang mandub (mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku-buku ilmu syariah, membangun majelis taklim dan pesantren, dan Bid’ah yang Mubah adalah bermacam-macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yang umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik-baik bid’ah”.
(Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal 154-155)

4. Al-Hafidh Al-Muhaddits Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthiy rahimahullah
Mengenai hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yang umum yang ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yang Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh telah Ku pastikan ketentuan-Ku untuk memenuhi jahannam dengan Jin dan manusia keseluruhannya”. (QS. As-Sajdah : 13), dan pada kenyataannya bukan semua manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah wafatnya Rasul saw) (Syarh As-Suyuthiy Juz 3 hal 189).

Maka bila muncul pemahaman di akhir zaman yang bertentangan dengan pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita berhati-hati dari manakah ilmu mereka???, berdasarkan apa pemahaman mereka???, atau seorang yang disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh atau muhaddits???, atau hanya ucapan orang yang tak punya sanad, hanya menukil-menukil hadits dan mentakwilkan semaunya tanpa memperdulikan fatwa-fatwa para Imam???


Walillahittaufiq