Diantara beberapa hal yang dapat memudahkan orang mengamalkan shalat tahajjud adalah :
1. mengisi antara waktu shalat Maghrib dan shalat ‘Isya dengan shalat-shalat sunnah (nafilah), atau dengan membaca al-Qur’an, atau dengan berdzikir.
2. usai shalat ‘Isya tidak berbicara mengenai soal-soal keduniaan kecuali jika ada kepentingan mendesak seperti menyambut kedatangan tamu, atau berbicara dengan istri tetapi tidak berlebih-lebihan. Cepat tidur setelah itu (pada awal malam) lebih baik, agar di waktu sahar tidak ketiduran, dan shalat tahajudnya tidak ketinggalan.
3. yang paling banyak membantu dalam hal itu ialah mengurangi (meringankan) makan malam, minum-minuman yang tidak kental (ma’-i’at) dan makan-makanan yang lunak (ruthubat). Jika makan banyak hingga memberatkan lambung (ma’idah) hendaklah jangan segera tidur, karena hal itu akan dapat mengurangi kemantapan hati dan melunturkan niat hendak shalat tahajud (membuat orang menjadi malas). Oleh sebab itu, sebaiknya segera berdzikir, membaca al-Qur’an atau shalat sunnah, beberapa saat sesudah makan malam.
4. satu hal lainnya yang tidak kalah penting adalah, tidak berbicara mengenai soal-soal yang tak ada manfaatnya. Lebih-lebih lagi kalau sampai berbicara mengenai soal-soal yang batil. Semua itu dapat membuat hati menjadi keras (qaswah) dan jauh dari Allah SWT.
5. tidak memaksa diri melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat di siang hari, atau yang dapat membuat badan menjadi sangat letih.
6. sebaiknya tidur sesaat setelah matahari terbit (tidur qailulah). Jangan sekali-kali tidur usia shalat Subuh sebelum matahari terbit. Sebab hal itu akan menghambat kedatangan rizki. Demikian juga tidur sore hari usia shalat Ashar, itu dapat mengakibatkan penyakit merana (gila).
7. satu hal lainnya yang sangat membantu kemudahan shalat Tahajud ialah : kebulatan tekad dalam hati untuk menunaikannya. Sebab dengan kemantapan hati dan kebulatan tekad, orang akan berusaha keras untuk mencapai sesuatu yang dikehendakinya.
Hendaklah diperhatikan baik-baik semua petunjuk tersebut diatas dan diamalkan. Jangan lupa menyampaikannya pada keluarga, anak-anak yang sudah dewasa, juga kepada sahabat dan handai tolan. Sebab, barangsiapa menunjukan jalan kebaikan ia beroleh pahala sama dengan yang diperoleh pelakunya. Demikian menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.