Tiga Penyelamat, Perusak, Peninggi Derajat, dan Penghapus Dosa.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti menginginkan hidup bahagia dan sejahtera. Akan tetapi kadang dalam usaha meraihnya manusia menghalalkan segala cara dengan melanggar perintah Tuhannya. Pangkat atau kedudukan di dunia ini adalah hanyalah sementara tidak ada yang abadi, jadi kenapa kadang kita sampai melanggar perintah Tuhan hanya untuk mengejar yang fana??? Rasulullah saw memberikan resep bagaimana agar kita agar kita bisa mencapai kebahagiaan abadi di sisi Allah swt, dan terhindar dari kebinasaan. Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Nashoihul ‘Ibad karya Syaikh Nawawi al-Bantani, Rasulullah saw memberikan nasehat tentang 3 hal, yaitu:
“Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: ‘Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah); ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia; ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat manusia; dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa.”
Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah) adalah:
1. takut kepada Allah ta’ala, baik ketika berada di tempat sepi maupun ketika berada di tempat yang ramai;
2. berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak punya maupun saat berkecukupan;
3. selalu berlaku adil, baik saat senang maupun marah.
Tiga hal yang dapat membinasakan manusia adalah:
1. sangat bakhil;
2. senantiasa memperturutkan hawa nafsunya; dan
3. membanggakan diri sendiri.
Kriteria sangat bakhil atau kikir ialah tidak mau menunaikan hak Allah atau hak orang lain. Dalam riwayat lain disebutkan: “kikir yang ditaati”. Meskipun pada wataknya manusia itu kikir, tetapi jika tidak ditaati tidak akan membinasakan pelakunya.
Tiga hal yang dapat meninggikan derajat manusia ialah:
1. membudayakan ucapan salam (di kalangan kaum muslim);
2. suka memberi makan pada tamu dan orang yang lapar; dan
3. shalat Tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.
Adapun tiga hal yang dapat menghapuskan dosa adalah:
1. menyempurnakan wudhu’ meskipun cuaca sangat dingin;
2. melangkahkan kaki untuk melakukan shalat berjama’ah; dan
3. menunggu tibanya waktu shalat yang kedua usai mengerjakan shalat yang pertam.
Yang dimaksud dengan adil, baik saat senang maupun saat marah, adalah orang yang bersangkutan tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan tidak mudah terpengaruh oleh emosinya, yang semuanya itu dilakukannya demi mangharap ridho Allah semata.
Kalau kita ingin selamat dunia akhirat, mari kita mencoba sedikit demi sedikit untuk mengamalkan isi yang ada pada hadits Nabi saw diatas. Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah swt untuk mengamalkannya, serta selalu diberi hidayah, taufiq dan Kasih-Sayang-Nya. Ya muqolibul qulub tsabit qalbi ‘ala dinik, Amiiin.
Wallaahu a‘lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar