Al Khawarizmi (ilmuan Muslim penemu Al-Jabar)
Para pemikir muslim mewarisi ilmu matematika jauh sebelum peradaban Yunani dan Hindu. Kontribusi Muslim terhadap perkembangan ilmu matematika dimulai sejak awal abad kedelapan sampai pertengahan abad ke-15. Para ahli matematika Muslim itu umumnya berasal dari Iran atau Irak yang muncul bergantian sejalan dengan adanya peperangan selama periode itu. Perkembangan ilmu matematika meluas ke wilayah barat melalui Turki dan Afrika Utara termasuk sebagian besar wilayah Spanyol sampai perbatasan Cina. Al Khawarizmi, ahli matematika dan astromomi dari Persia, memperkenalkan sebuah metode yang hampir sama dengan penjumlahan bilangan akar kuadrat. Dia juga merupakan orang yang memperkenalkan konsep pengurangan untuk variabel bilangan kuadrat. Dia juga menyempurnakan dan mengembangkan geometri dengan persamaan kuadrat yang mempunyai dua variabel, seperti lingkaran, elip, parabola dan hiperbola. Berkat dia, sekarang kita mengenal istilah aljabar yang merupakan terjemahan dari bahasa Arab Al Jabr yang diambil dari judul bukunya yang paling terkenal, yaitu Al-Jabr wa I-Muqabala (buku tentang pengurangan dan persamaan). Aljabar adalah penggabungan teori bilangan-bilangan rasional, irasional dan geometri. Konsep ini memberikan dimensi dan pengembangan teori matematika yang benar-benar baru dibandingkan teori-teori sebelumnya. Aljabar pulalah yang menjadi dasar pijakan pengembangan teori matematika selanjutnya. Aspek penting lain dari teori aljabar adalah dimungkinkannya penerapan matematika untuk bidang keilmuan eksak lainnya yang belum pernah terjadi dimasa lalu.
Khawarizmi adalah salah seorang ilmuan terhebat pada abad pertengahan dan merupakan ahli matematika terpenting yang terkenal dengan sebutan Bapak Aljabar. Dia menulis buku Al-Jem wa l-Tafraq bi Hisab al Hind yang juga disebut Hisab al-Adad al-Hind pada bidang aritmatika yang menggunakan bilangan numeric India termasuk angka nol dan notasi decimal untuk pertama kalinya. Hal ini berkaitan dengan empat operasi dasar matematika, yaitu penambahan, pembagian pengurangan, dan perkalian. Kini, naskah asli dalam bahasa Arab buku tersebut sudah hilang, hanya tersedia terjemahan latinnya saja. Bukunya yang lain juga sudah raib tak ketahuan rimbanya.
Karya klasikalnya yang terbaik dibidang aljabar adalah buku Al-Mukhtasar di Hisab al-jabar wa l-Muqabala. Buku ini juga diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad pertengahan dan menjadi rujukan utama sejarah matematika. Buku yang menyajikan lebih dari 800 contoh ini menjadi rujukan dalam memecahkan masalah-masalah keseharian yang dihadapi umat Islam menyangkut masalah tempat tinggal, warisan, hokum, pembagian harta, dan perdagangan. Buku aslinya yang berbahasa Arab pertama kali ditulis pada tahun 820 M dan diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Patut digarisbawahi bahwa istilah Aljabar (dalam bahasa Latin Algebra) yang ditemukan dalam khasanah bahasa Eropa pada kategori istilah-istilah kuno bidang matematika dan algoritma, adalah bentuk penyimpangan dari nama Khawarizmi.
Arti Aljabar sesungguhnya dalam bahasa Arab adalah pengembalian dengan memindahkan bilangan negative kesisi persamaan lainnya agar bilangan tersebut menjadi positif. Adapun istilah Muqabalah mengandung pengertian proses menyisihkan bilangan identik dari dua sisi persamaan. Akan tetapi, terjemahan terbaik untuk Hisab al-Jabar wa l-Muqabala, seperti yang diperkenalkan Jhon K Baumgart, adalah “ilmu tentang persamaan”, sehingga aljabar yang dimaksudkan Khawarizmi adalah retorika bentuk persamaa. Khawarizmi juga memberikan konsep dasar persamaan kuadrat yang dapat digunakan untuk membuktikan kasus-kasus angka geometri.
Konsep dasar aljabar pertama kali diperkenalkan sebagai disiplin ilmu matematika yang independent. Kemudian aljabar diuraikan dengan sangat teliti oleh Khawarizmi untuk diformulasikan menjadi alat analisis menyelesaikan beragam kasus persamaan kudrat. Formulasi ini dijelaskannya melalui metode penggunaan contoh-contoh praktis. Buku karya Khawarizmi Hisab al-Jabr wa l-Muqabala tersebut, sampai kini terus digunakan dalam aplikasi ilmu matematika.
Tajudin, jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009.
Dari Tabloid Republika, edisi Jum’at, 24 Agustus 2007 hlm, 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar