Rabu, 09 Juni 2010

islam di selandia baru

Islam di Selandia Baru
Muslim pertama di Selandia Baru adalah penambang emas dari Cina yang bekerja di pertambangan emas Otago pada tahun 1870an. Pada awal abad 19, tiga keluarga muslim dari Gujarat dating dari India. Kemudian terbentuklah organisasi Islam pertama di Selandia Baru bernama Asosiasi Muslim Selandia Baru (New Zaeland Muslim Association/NZMA) di Auckland pada tahun 1950.
Pada tahun 1951 datanglah para perompak laut yang membawa lebih dari 60 Muslim dari Eropa Timur, termasuk Mazhar Krasniqi yang nantinya menjadi presiden NZMA selama dua periode. Orang-orang Gujarat dan imigran Eropa ini bekerja sama dan membeli sebuah rumah yang selanjutnya dijadikan Islamit Centre pada tahun 1959. pada tahun berikutnya, datanglah seorang ulama Islam dari Gujarat yang bernama Maulana Said Musa Patel. Patel menjadi imam pertama di Selandia Baru.
Para mahasiswa dari Asia Selatan dan Asia Tenggara membantu mendirikan tempat-tempat peribadatan dan pusat-pusat kegiatan Islam lainnya diberbagai tempat sampai era 1960an. Hal it uterus berjalan meskipun populasi Muslim di Selandia Baru merupakan kaum minoritas di negri itu. Pada tahun 1979, Mazhar Krasniqi kemudian menggabungkan tiga organisasi Islam di Canterbury, Wellington dan Auckland untuk membentuk wadah organisasi Islam pertama dan satu-satunya secara nasional yang kemudian diberi nama Federation of Islamic Associations of New Zaeland (FIANZ). Atas upayanya ini, Krasniqi memperoleh penghargaan Queen ServiceMedal dari pemerintah Selandia Baru pada tahun 2002.
Hajji Ashraf Choudhary pernah menjabat sebagai presiden FIANZ (1984-1985) sebelum akhirnya meneruskan karier politiknya dan menjadi anggota parlemen Selandia Baru pada tahun 1999.
Migrasi Muslim dalam skala besar terjadi pada era 1970 an ditandai dengan migrasi para pekerja Fiji-India. Arus migrasi semakin deras seiring dengan kekacauan yang terjadi di Fiji pada tahun 1987.
Ada juga sejumlah kecil komunitas Muslim yang berasal dari Turki, sebagian wilayah Pakistan, India dan Banglades, serta AsiaTenggara. Para imigran ini terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Auckland, Hamilton, Wellington dan Christchurh. Beberapa tahun belakangan ini, arus masuk para pelajar asing dari Malaysia dan Singapura turut meningkatkan jumlah kaum Muslim di negeri itu. Walaupun dalam jumlah yang kecil, namun populasi Muslim di Selandia Baru juga turut dipengaruhi oleh perpindahan agama kaum Kiwi (penduduk asli Selandia Baru). Ada juga pergerakan Muslim Maori yang dinamakan Aotearoa Maori Muslim Association (AMMA) yang berpusat di provinsi Hawkes Bay.
Sensus penduduk pada tahun 2001 menunjukan, terdapat 700 orang Maori dan tiga ribu orang Eropa yang terdaftar sebagai Muslim. Saat ini terdapat sejumlah masjid di pusat-pusat kota Selandia Baru dan dua sekolah Islam, yaitu Al Madinah dan Zayed College (khusus sekolah muslimah).
Diperkirakan ada 25 ribu Muslim di Selandia Baru walaupun harus diakui sangat sulit untuk mendapatkan angka yang akurat tentang jumlah Muslim disana karena pemerintah setempat lebih mengutamakan kategori penduduk berdasarkan etnisitas dari pada agama. Muslim Selandia Baru berasal dari 42 negara berbeda yang hidup membaur secara harmonis bersama komunitas lainnya di negeri itu.
Ditulis dari Tabloid REPUBLIKA edisi, Jum’at 24 Agustus 2007 hlm 14
oleh Tajudin, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar